MAKALAH PEMBEAJARAN KOOPERATIF CIRC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tujuan
pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu
siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri.
Metematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain.
Dengan adanya pendidikan matematika di sekolah dapat mempersiapkan anak
didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari
dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain.
Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting
diajarkan pada pendidikan dasar atau pendidikan menengah. Dalam pedoman
penyusunan kurikulum matematika pada pendidikan dasar, antara lain agar siswa
memahami konsep matematika secara akurat, efisien, dan tepat serta sikap
menghargai kegunaan maematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu
atau kritis, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri alam pemecahan masalah.
Walaupun
metode-metode pembelajaran koopereratif telah diteliti dan digunakan dalam
berbagai mata pelajaran, dua dari mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar
yaitu membaca dan menulis jelas tidak tersentuh dalam penelitian ini. Bagian
ini menggambarkan dasar pemikiran, pengembangan, dan evaluasi dari Coperative Integrated Reading and
Composition (CIRC). Sebagai tambahan, pengembangan CIRC dihasilkan dari
analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran membaca, menulis dan seni
berbahasa.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian pembelajaran CIRC?
2.
Apa
saja unsur-unsur program pembelajaran CIRC?
3.
Apa
saja komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC?
4.
Apa
saja langkah-langkah pembelajaran CIRC?
5.
Apa
saja kegiatan pokok pembelajaran CIRC?
6.
Apa
saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran CIRC?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian pembelajaran CIRC.
2.
Untuk
mengetahui unsur-unsur program pembelajaran CIRC.
3.
Untuk
mengetahui komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC
4.
Untuk
mengetahui langkah-langkah pembelajaran CIRC.
5.
Untuk
mengetahui kegiatan pokok pembelajaran CIRC.
6.
Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran CIRC.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pembelajaran CIRC
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC pertama kali
dikembangkan oleh Robert E. Slavin dkk. Alasan utama pengembangan metode ini
karena kekhawatiran mereka terhadap pengajaran membaca, menulis dan seni
berbahasa oleh guru masih dilakukan secara tradisional.
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated
Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran Cooperative Learning yang pada
mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis untuk
kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya
dipakai pada pelajaran bahasa, akan tetapi ilmu sosial dan ilmu alam. (Steven
dan Slavin dalam Nur, 2000:8).
Pada model pembelajaran CIRC, siswa akan
ditempatkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Di dalam kelompok
tersebut tidak akan di bedakan atas jenis kelamin atau tingkat kecerdasan.
Sehingga, dalam kelompok tersebut ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Mereka terlibat dalam sebuah
rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu dengan yang lain,
membuat prediksi tentang bagaimana cerita yang akan muncul, saling membuatkan
ikhtisar satu dengan yang lain, menulis tanggapan terhadap cerita dan berlatih
pengerjaan serta perbendaharaan kata. Dengan pembelajaran kelompok ini,
diharapkan agar siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
2.2 Unsur-unsur Program Pembelajaran CIRC.
Unsur
utama dari CIRC adalah sebagai berikut:
1.
Kelompok Membaca
Jika menggunakan kelompok membaca, para siswa
dibagi kedalam kelompok-kelompok yang teriri dari dua atau tiga orang
berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh guru
mereka. Atau jika tidak, diberikan pengajaran ke dalam seluruh kelas.
2.
Tim
Para siswa dibagi kedalam pasangan/trio dalam
kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi ke
dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau
tingkat. Misalnya sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok membaca
tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok tingkat rendah. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja
individual mereka pada semua kuis, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin
inilah yang membentuk skor team.
3.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
cerita
Para siswa menggunakan baik bahan bacaan
dasar maupun novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok
membaca yang diarahkan guru memakan waktu kurang lebih 20 menit tiap harinya.
Dalam kelompok-kelompok ini, guru menentukan dari tujuan membaca,
memperkenalkan kosa kata baru, mengulang kembali kosa kata lama, mendiskusikan
ceritanya setelah para siswa membacanya dan sebagainya. Diskusi mengenai cerita
disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan tertentu seperti membuat dan
mendukung prediksi dan mengidentifikasikan masalah dalam bentuk narasi.
2.3Komponen-Komponen Dalam Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC menurut Slavin dalam
Suyitno (2005:3-4) memiliki 8 komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain:
1.
Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri
atas 4 atau 5 siswa.
2.
Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai
ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui
kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.
3.
Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok
dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4.
Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus
dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang
membutuhkannya.
5.
Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja
kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil
secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam
menyelesaikan tugas.
6.
Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat
dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
7.
Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan
fakta yang diperoleh siswa.
8.
Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh
guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
2.4Langkah-Langkah
Pembelajaran CIRC
1.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa
secara heterogen.
2.
Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran.
3.
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas.
4.
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5.
Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
6.
Penutup.
Dari setiap fase tersebut
di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:
a.
Fase Pertama,
Pengenalan konsep.
Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang
mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan
guru, buku paket, atau media lainnya.
b.
Fase Kedua, Eksplorasi
dan aplikasi.
Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan
awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka
alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik
kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk
menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk
membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa
terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama
proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan
reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi
sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk
diujikannya.
c.
Fase Ketiga, Publikasi.
Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan,
membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat
bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil
pengamatannya.. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan
barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima
kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.
2.5 Kegiatan Pokok Pembelajaran CIRC
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan
soal pemecahan masalah meliputi rangkain kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:
1.
Salah satu anggota atau beberapa anggotakelompok membaca soal,
2.
Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal
pemecahan masalah, termasuk penulisan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan,
3.
Saling membuat rencana penyelesaian soal
pemecahan masalah,
4.
Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah
secara urut,
5.
Saling merevisi dan mengedit pekerjaannya.
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:
1)
Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika
kepada siswa yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan
2)
Guru memberikan latihan soal
3)
Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan
ketrampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui
penerapan model CIRC
4)
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa
yang heterogen
5)
Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam
bentuk kartu masalah dan membagikannya pada setiap kelompok
6)
Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan
pokok CIRC, guru mengawasinya
7)
Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau
hambatan kelompoknya
8)
Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahawa
setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah
9)
Guru bertindak sebagai fasilitator
10) Guru memberikan tugas/PR secara individual
11) Guru
membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
12) Guru mengulang
secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah
13) Guru memberikan
kuis.
2.6 Kelebihandan kekurangan pembelajaran CIRC
Dalam
penerapannya, model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan model ini diantaranya:
a.
Dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memberikan suatu solusi terhadap suatu
permasalahan yang diberikan guru.
b.
Dapat
digunakan untuk siswa yang memiliki tingkat
kemampuan rendah.
c.
Meningkatkan
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d.
Meningkatkan
rasa percaya diri siswa karena mereka bisa menemukan sendiri konsep dari materi
yang dipelajari dan berani menyampaikan pendapat di dalam kelas.
Selain
kelebihan, model pembelajaran ini juga memiliki beberpa kekurangan, diantanya:
a.
Membutuhkan
waktu yang tidak sedikit.
b.
Sulit
mengatur kelas untuk diam sehingga suasana kelas cenderung ramai dari beberapa
kekurangan yang sudah dipaparkan, dalam pelaksanaannya guru harus pandai
mengatur waktu yang ada dan menguasai kondisi kelas agar pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model ini dapat berlangsung dengan baik.
c.
pada
saat presentasi cenderung hanya siswa aktif yang tampil
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa:
1.
Melalui
Cooperative Learning tipe CIRC dapat membantu siswa dapat menyelesaikan
pembahasan dan pemahaman materi dalam sebuah kelompok.
2.
Melalui
CooperativeLearning tipe CIRC siswa dapat belajar menyelesaikan
persoalan dengan aktif melibatkan seluruh anggota kelompok. Jadi tercipta hubungan
korelasi antar siswa.
3.
Dengan
metode ini, siswa lebih aktif 75% sedangkan guru hanya bersifat membantu dan
mengarakan. Sehingga subjek belajar terletak pada siswa.
B. Saran
Beberapa
saran yang dapat ditujukan kepada pendidik atau guru, yaitu :
1.
Guru
matematika harus dapat mengemas dan mengembangkan metode pembelajaran
matematika secara bervariatif lagi, sehingga tercipta pembelajaran yang
menyenangkan.
2.
Sudah
sepatutnya seorang guru memiliki inisiatif untuk kreatif , inovatif dan selalu meningkatkan profesionalitasnya.
3.
Salah
satu yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih bervariatif, seorang guru
dapat menerapkan metode Cooperatif Learning tipe CIRC ini. Diharapkan
dapat tercipta hasil optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim pengembang
LPMP Jawa Timur dan PSMS.2005.Pembelajaran
Kooperatif.Surabaya:pusat sains dan matematika sekolah unesa.
Supriyanto. 2013. Matematika Kelas V Sekolah Dasar, Nganjuk :
PT.TEMPRINA MEDIA GRAFIKA.
Suyitno, Amin.
2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam MeningkatkanKeterampilan Siswa
Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES.
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai
Referensi bagi PendidikanDalam implementasi Pembelajaran yang Efektif,
(Jakarta: Kencana, 2009).hlm, 283.